Kamis, 04 Juni 2015

Fanfiction : Sing A Sky Full Of Stars Chapter 12



Sing A Sky Chapter 12
Maaf ya....
Maaf lama nge-postnya... 
Ini chapter 12, semoga kalian Suka :)
 

            Conor terkejut mendengar jawaban Megan, dia juga heran ternyata detak jantung Megan untuk dirinya sangat kencang.
Dia berpikir sejenak, dia mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Tiba-tiba Megan melepaskan pelukannya.
            “Hm..” Megan berdehem, deheman itu membuat Conor sadar bahwa sekarang dirinya dan Megan sudah berpacaran.
            “Jadii, sekarang kita bagaimana?” tanya Conor pura-pura tidak mengerti. Megan mengerucutkan bibirnya.
            “Aku tidak tahu!” Megan menjawab Cuek, tidak biasanya Megan cuek saat berbicara. Megan berjalan menjauhi Conor, wajahnya terlihat kesal.
            “Megan!” Terdengar suara Conor, Megan menoleh ke arah Conor.
            “Apa?”
            “Kau pacar ku kan? Kenapa kau cuek sekali sih?”. Pertanyaan Conor itu membuat Megan tersentak.
            Megan tersenyum kecil, “Kau membuat aku kesal tadi!”
            “Aku minta maaf Megan. Kau tahu? Aku tak menyangka kau mau menerima ku.” Megan tersenyum kecil mendengar perkataan Conor-nya itu.


***
            “Grey? Kamu kog ngajak aku kesini?” tanya Maddi memecah keheningan.
            “Aku mau ngajak kamu bicara!” Jawab Greyson.
            “Bicara? Tentang apa?”
            “Tentang saling mencintai yang di bilang sama Austin.” Maddi tersentak mendengar kata ‘Saling Mencintai’.
            “Hm, lalu?”
            “Aku sangat tidak setuju dengan hal itu, maksudku kau kan sangat membenciku!” Maddi blushing mendengar pernyataan Grey.
            “A... hm... err” Maddi bahkan tak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya, ‘Siapa bilang aku benci kamu Grey?’ batinnya.
            “Kenapa Mad?”
            “Uhh? Kita bisa bersandiwara Grey.” Maddi sebenarnya tak pernah mau ada kata sandiwara didalam hidupnya.
Tapi kali ini dia harus mengatakan hal itu.
            “Sandiwara...?” suara Greyson terdengar kecewa, dia lebih memilih untuk tidak mencintai seseorang sama sekali daripada harus bersandiwara.
            Maddi menatap Grey lekat-lekat, ‘Andai kau tau Grey! Aku sangat ingin mencintai mu lagi’ batin Maddi.
            “Baiklah kalau begitu, kita akan bersandiwara.” Grey akhirnya menyetujui ide Maddi.

***
            Mereka kembali latihan, dan kali ini Maddi dan Greyson benar-benar berhasil. Austin pun sudah tidak mau berkomentar lagi.
            “That’s great Madd, Grey! Kalian keren sekali. Tommorow will be perfect.” Ucap Christ sambil tersenyum menatap Maddi dan Grey bergantian.
            “Ya... lumayan!” Austin berkomentar.
            “Ayolah mereka sudah bagus sekali Austin, seharusnya kau memuji mereka!” Christ kesal menatap Austin. Maddi dan Greyson tersenyum bersama melihat kelakuan Christina dan Austin.
            “Sudahlah Christ, Aku mengantuk!” Seru Maddi, yang akhirnya menghentikan perang antara Christ dan Austin.
            Christ menatap Maddi, “Oh ya.. yasudah ayo kita tidur.” Ajak Christ, “Kalian tidur disini saja ya... aku dan Maddi akan mengantar selimut” lanjutnya lagi.
            “Disofa?” tanya Grey memastikan.
            “Tentu saja Grey. Mereka kan tidak punya banyak tempat tidur” Sahut Austin sambil menatap sinis ke arah Christina.
            “Hmm, Iya Grey. Maaf sekali” Maddilah yang akhirnya menjawab pertanyaan Greyson. Greyson menatap Maddi sesaat.
            “Tidak masalah kog Madd, aku kan hanya memastikan saja.” Sahut Grey sambil tersenyum ke arah Maddi. Akhirnya Maddi dan Christ keluar dari ruangan itu.

            Beberapa menit kemudian, Christ masuk sambil membawa 2 buah selimut dan beberapa buah bantal. “Ini...” serunya sambil meletakkan barang bawaan-nya itu di atas Sofa.
            Austin yang sedang bermain gitar di lantai tersenyum ke arah Christ, Greyson juga dia sedang duduk diatas sofa tersenyum. “Terimakasih” Ucap mereka bersamaan.
            “Hihii.. It’s okay.” Ucap Chrsit sambil tertawa kecil. “Mmm, Grey segeralah tidur. Besok kau dan Maddi harus bisa jadi yang terbaik.” Lanjut Christ yang perhatian pada Grey. Christ melangkah keluar, belum sampai di daun pintu Grey berbicara.
            “Okay Christ” Christ berbalik lalu tersenyum ke arah Grey, dan segera meninggalkan ruangan itu.


# At 05. Am. Di kediaman keluarga Jane Gray.
            Christ sudah bangun, dia duduk di kursi Meja makan. Sambil memegang segelas air putih hangat di tangan Kanannya yang berada diatas meja.
Tiba-tiba ada seseorang yang menutup mata Christ, “Hey?? Siapa ini??” Teriak Christ sambil berusaha melepaskan tangan yang sedang menutup matanya.
            “Kau akan ku bunuh, jika kau tak segera membuka ini” Suara Christ terdengar lagi. Akhirnya dia memiliki ide, dia mencubit lengan orang itu.
            “Auuuu...” Sontak pria yang menutup mata Christ segera berteriak dan melepaskan tangannya dari mata Christ. “Itu sakit Nona Grimmie” serunya lagi.
            “Ternyata kau!” Ucap Christ kesal, “Aku pikir Maddi tadi” lanjutnya lagi.
            “Mmmm, begitu yaa?”
            “Ya Austin.” Jawab Christ, ternyata orang itu adalah Austin Mahone. “Ehh? Kenapa kau bangun secepat ini?” tanya Christ tiba-tiba.
            “Hm? Aku?” tanya Austin sambil menunjuk dirinya sendiri.
            “Tentu saja! Maksud mu aku bertanya pada HANTU hahh?” seru Christ, ada penekanan di kata yang ditulis huruf besar semua.
            “Memangnya kenapa kalau aku bangun cepat? Ada masalah dengan mu?” Austin menjawab dengan santai tanpa memperhatikan gadis yang diajaknya bicara. Wajah gadis itu terlihat kesal, bibirnya mengerucut.
            “Hhh, Aku kan hanya bertanya kenapa? Menjawab itu saja susah sekali.” Seru Christ, suaranya terdengar sangat ketus.
            “Haha” Austin malah tertawa kecil.
            “Kau memang menyebalkan! Aku membenci orang-orang yang membuat ku kesal.”
            “Oh begitu?”
            “Ihh...,” Christina mengumpat kesal, dia berjalan menuju kulkas sambil mengeluarkan beberapa sayur dari dalamnya.
            “Perlu bantuan?” Tanya Austin menawarkan diri. Christ menoleh ke arah Austin, kemudian memalingkan wajahnya lagi.
            “Tidak usah!”
            “Yakin? Aku rasa kau sangat memerlukan bantuan, miss Grimmie.” Seru Austin dengan nada menggoda.
            “Tidak, aku bisa melakukannya sendiri!” Jawab Christ tanpa melihat ke arah Austin.
            “Tapi aku harus membantumu! Aku sudah biasa memasak pagi-pagi, jadi harus selalu aku lakukan.” Seru Austin.
Tiba-tiba saja dia sudah berdiri tepat disamping Christ, Christ yang tak menyadari hal itu masih asyik dengan wortel yang sedang dikupasnya.
            “HEIII!!! Kau tidak mendengarku ya?” Teriak Austin sangat keras tepat di telinga kanan Christ.
            “Kyaaa...., ihhh telinga ku sakit!” Christ meringis sambil menutup telinga kanannya. Dia menatap wajah Austin dengan tatapan murka.
            “Maafkan aku. Habisnya kau tidak mau mendengar ku sih!” Suara Austin terdengar pelan.
            “IYA, TAPI KENAPA KAU HARUS BERTERIAK TEPAT DI TELINGA KU? HAAA?” Teriak Christ.
            Sontak Austin menutup kedua telinganya dengan tangannya, “Hentikan itu Christ.. telinga ku sakit sekali.” Austin berbicara sangat pelan.
            “Hahhaaa, maaf kan aku!” Seru Christ sambil tertawa kecil. Austin yang tadi masih meringis, tiba-tiba sudah tersenyum.
            “Kalau begitu, biarkan aku membantu mu Miss.”
            “Kau niat sekali ya! Tapi,baiklah.”
Mereka akhirnya memasak bersama. Tidak sampai 35 menit, makanan sudah terhidang di atas meja makan.

***
            Maddi berjalan menuruni anak tangga, menuju ke ruang tamu, terlihat rambutnya di ikat kuncir kuda, ‘Berantakan’. Greyson yang baru saja bangun, keluar dari kamarnya, dilihatnya Maddi yang sedang menuruni tangga.
Dia tersenyum kecil. Dengan sedikit berlari, ia akhirnya mampu mengejar Maddi.
            “Madd, tunggu!” Seru Greyson. Maddi yang merasa namanya disebut menghentikan langkah kakinya lalu,menoleh ke asal suara itu berada.
            “Cepatlah.” Akhirnya suara Maddi terdengar.
            “Kenapa, kau berantakan sekali?” tanya Greyson.
            “Aku baru bangun tidur.” Seru Maddi santai.
            “Ohh,”
Maddi dan Greyson akhirnya tiba di dapur, dilihatlah pemandangan yang sangat indah, Makanan sudah tersedia dia atas meja makan, Christ masih sibuk dengan piring kotor yang tadi ia gunakan untuk memasak.
Sedangkan, Austin. Dia sedang duduk tepat di samping ‘Westafel’  tempat Christ mencuci piring, sambil menatap wajah Christ yang kita ketahui  Cantik’ .
            Greyson bertepuk tangan sambil tersenyum kecil, Maddi tertawa dengan sangat keras.
            “Hahhhaaaaaa, Haaa. Christ jadi kau dengan Austin ya?” Suara tawa Maddi, sontak mengubah suasana dapur itu.
Austin segera melompat turun dari duduknya, wajahnya memerah. Christ masih berkutat dengan piring-piring kotornya, tapi pipinya sudah merah, degup jantungnya pun sangat kencang. Mereka berdua kelihatan malu sekali.
            “Madd, kau mau makan?” akhirnya Suara Christ terdengar.
            “Hm, I think. At before I have to get Mia get-up!” seru Maddi.
            “Yasudah bangunkan, jangan berdiri disitu terus.”
Maddi akhirnya berbalik badan, sekali lagi tawa renyahnya dilancarkan. Membuat Christ bertambah malu saja.
           
Apa mungkin ada perasaan, antara Christ dan Austin.
Seakrab itu dalam waktu yang tak lebih dari 12 Jam.
Mungkin saja, kita tidak tahu kapan cinta datang.
Saat ia datang, kita sering tidak sadar.
Yang dapat dilakukan hanya menikmatinya saja.

To Be Continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar