Sing A Sky Chapter 10
Maddi yang sedang berbincang dengan
Conor, dia tidak sadar ada yang memperhatikannya dengan tatapan aneh. Dia tidak
memperdulikannya, dia tetap berbicara dengan Conor.
Terdengar bel masuk sudah berbunyi.
Maddi masuk ke kelas bersama Conor. Saat berdiri di pintu, dia melihat Greyson
sejenak. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalari tubuhnya. Dia berjalan
menuju meja Greyson, meletakkan ransel coklatnya diatas meja, lalu duduk.
Hari ini, kelas free, guru bahasa inggris mereka tidak datang. Tapi meskipun tidak
datang mereka tetap diberikan tugas yaitu untuk membuat sebuah karangan Narasi.
Dan yang paling sialnya bagi Maddi dan Greyson adalah Karangan ini dikerjakan
berkelompok dengan teman sebangku masing-masing.
“Topiknya apa ya Madd?” suara
Greyson terdengar.
Maddi ragu untuk menjawabnya, tapi
ini akan menjadi nilai praktek mereka. “Menurut mu apa yang bagus?” Maddi
mengeluarkan suaranya.
“Aku juga tidak tahu, kau kan tahu
aku tak pernah bisa mengarang”
Maddi menatap Greyson, “Kau bisa
mengarang dan menciptakan lagu” Maddi berbicara pelan.
Greyson tertegun, kemudian menatap
Maddi yang sedang menatapnya lalu menelan ludahn. “Aku memang bisa mengarang
lagu. Tapi aku akan menyelesaikannya berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan”
jawab Grey.
Maddi tersenyum tipis, “Yang penting
kau bisa mengarang”. “Dan lagu-lagu mu juga sangat terkenal, iya kan??”
‘Apa kau pernah mendengar lagu ku?’
Batin Greyson. ‘Tidak mungkin, kau kan sibuk dengan video-video cover mu’
Greyson menggalau.
“Hei, ayo kita kerjakan waktunya
tinggal sebentar” Maddi membuyarkan lamunan Grey.
“Uhh? Iya ayo” jawab Grey kemudian.
Akhinya karangan narasi mereka
selesai. Kegiatan kelompok pun segera berakhir. Greyson membuka Hand-phone nya. Maddi pun menjadi sibuk
dengan lirik lagu yang ada di layar Hand-phone
nya. Tiba –tiba dunia mereka menjadi berbeda.
Perasaan tadi mereka masih tertawa
bersama karena karangan, tapi sekarang mereka seperti berada di dunia yang
berbeda.
***
Bel istirahat pun akhirnya
berbunyi,. Semua siswa yang ada di kelas Maddi berhamburan keluar kelas.
Conor berjalan ke arah meja Greyson
dan Maddi sambil membawa sebuah kertas.
“Hey kalian berdua!” seru Conor
sambil memukul-mukul meja Grey dan Maddi.
Greyson menoleh, lalu menyimpan
Hand-phonenya. “What’s?” tanyanya pelan.
Maddi masih terlihat cuek, dia sama
sekali tidak tertari dengan semua hal yang dilakukan Conor, matanya masih saja
berkutat di depan layar Hand-phonenya. Sebelum akhirnya Greyson menyentuh
Hand-phone Maddi.
“Madd? Conor mau bilang sesuatu”
kata Greyson sambil meletakkan Hand-phone Maddi dia atas Meja.
Maddi merasa terkejut, tapi dia tak
bisa melawan jika Greyson sudah bicara, dia merasa harus menuruti semua yang
dikatakan Grey. Tapi gak mungkin dia mau, sebenarnya jantungnya berdegup
terlalu kencang sampai akhirnya dia menunduk. “What’s Mr. Maynard?”
Conor tersenyum kecil, “Ini ada
acara Sing Competition. Aku rasa kalian berdua bisa ikut”
“Hah? Kenapa bukan kau dan Megan
saja?” suara Maddi terdengar kuat.
Greyson masih diam, dia tidak
mengerti. ‘Kenapa harus aku dan Maddi?’ batinnya.
“Aku dan Megan ikut. Tapi bukan duet
melainkan solo. Kau kan tau suara ku terlalu halus bila harus digabungkan dengan
suara Megan yang terkesan kuat. Suara kami punya karakter yang berbeda” Ujar
Conor menjelaskan.
Greyson berdehem, “Hn, jadi maksud
mu suara ku dan suara Maddi itu cocok gitu?” tanya Greyson.
Conor mengangguk, “Iya. Kalian
berdua kan penyanyi. Apalagi Greyson Chance dia bahkan sudah pernah mengadakan
tour di Asia”
“T..tapi, kenapa harus aku? Ajak
saja Tiffany Alvord!” Ujar Maddi, dari nada suaranya dia sepertinya menolak
jika harus berduet dengan Grey.
Grey menoleh ke arah Maddi lalu
menarik napas, “Aku tidak akan ikut, bila teman duet ku adalah Tiffany”
Maddi tersentak, dia sangat
kaget.’Bagaimana mungkin dia tidak mau berduet bersama Tiffany’ Maddi kembali
memutar otaknya.
Terjadi keheningan selama tiga puluh
detik sampai akhirnya Conor membuka suara. “Ayolah Madd?? Grey akan ikut bila
bersama mu.”
“Uh? Conor tapii”
“Baiklah. Aku mau.” Maddi akhirnya
setuju.
“Bagus. Besok adalah audisi.
Bersiaplah” seru Conor sambil meninggalkan ruangan kelas.
“BESOK” Greyson dan Maddi
mengucapkannya bersamaan.
Greyson menoleh ke arah Maddi. Maddi
merasa sangat kaget.
“Bagaimana ini? Kita latihan kapan?”
tanya Maddi.
“Emmm... Err.. ya hari ini kan sudah
tidak ada lagi waktu. Jadi ya hari ini.” Jawab Greyson, dia sangat canggung.
Maddi menarik napas, lalu mengeluarkan
nya “Haa..!!!?”, kemudian menatap Greyson yang sedang menatapnya. Mata mereka
berdua akhirnya bertemu. Maddi merasakan bahwa Detak jantungnya menjadi semakin
keras dan tidak beraturan.
Greyson pun merasakan hal yang sama.
Ingin sekali dia lari tapii,
“Baiklah sore ini kau datang ke
rumah ku. Kita akan latihan disana.” Kata Maddi yang sudah memalingkan wajahnya
dari Greyson.
“Hah? Dirumah mu? Kenapa harus
dirumah mu? Di rumahku saja!” ucap Greyson, dia terkejut. Tentu saja dia
disuruh datang kerumah Maddi.
“Iya, karena ada Christ yang bisa
mengajari kita nanti” terang Maddi.
“Di rumahku juga ada Austin, dia
bisa mengajari kita.”
“Tidak bisa. Harus dirumahku, kau
datang saja bersama Austin supaya dia dan Christ bisa mengajari kita.” Kata Maddi
lalu bangkit dari duduknya segera mengambil Hand-phonenya dan berjalan
meninggalkan kelas.
“Bagaimana ini?? Aku kerumah Maddi?”
Greyson merasa sangat tidak enak jika harus kerumah Maddi. Dia kan tidak punya
hubungan apa-apa lagi sama Maddi, tapi harus datang berkunjung ke rumah Maddi,
dengan alasan latihan. Karena ada Sing Competition.
Greyson menarik napas dalam-dalam.
Kemudian pergi keluar dari kelas juga.
***
“Austin!! Nanti antar aku kerumah
Maddi ya... kalau perlu kau juga harus menemaniku latihan” seru Greyson yang
baru saja pulang sekolah, langsung melemparkan tasnya ke atas sofa dan
membaringkan dirinya disamping Austin yang sedang menonton film yangtidak
diketahui apa judulnya.
“Huh?? What for?” tanya Austin
sambil memandang Grey yang sedang tidur-tiduran.
“Aku kan udah bilang, mau latihan.
Besok kami harus audisi.”
“Audisi apa?”
“Song Competition” seru Grey, dia
bangun dari tidurnya dan mulai meraba isi tasnya lalu memberikan selembar
kertas brosur.
Austin memperhatikan brosur itu
dengan seksama, lalu kemudian tersenyum. “Ini kan ‘Song Competition’ yang
diadakan sama kampus kami” serunya tiba-tiba.
“Huh?? Jadi kalian yang mengundang
sekolah kami supaya ikut?” tanya Greyson penasaran.
“Bukan, brosur ini kan memang
disebarkan ke seluruh sekolah yang dekat dengan kampusku.” Terang Austin.
“Hanya yang dekat saja?” tanya
Greyson tiba-tiba.
“Tidak tahu, aku bukan panitia
penyelenggaranya Grey. Berhentilah bertanya” seru Austin yang kelihatannya
sudah bosan menjawab pertanyaan Greyson.
Greyson menaikkan alisnya, menatap
Austin dengan kesal, “Bertanya saja tidak boleh. Dasar” Grey berdiri lalu
berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai atas.
“Grey??” seru Austin tiba-tiba.
Greyson menghentikan langkah
kakinya, lalu menoleh.
“Jam berapa kau mau pergi?”
“Hm, sekitar setengah lima, aku
masih harus mengerjakan pr ku” jawab Grey sambil tersenyum.
“Oh.. bagus lah kalau kau masih ingat untuk mengerjakan
pr” seru Austin dengan nada bercanda.
***
Maddi terkejut mendengar penjelasan
Christ, tentang lomba menyanyi yang membuatnya menjadi kerepotan. Ternyata
kompetisi itu diadakan oleh kampus Christ, dan yang paling mengejutkan adalah
Christ itu salah satu panitia penyelenggara.
“Jadi, nanti kau akan mengatur semua
kegiatan yang ada?” tanya Maddi dengan nada suara tinggi.
Christ mengangguk sambil tersenyum.
Maddi menelan ludah.
“Hah?? Kalau panitianya saja sudah
seperti kau, jurinya bagaimana??” tanya Maddi gelisah.
“Memangnya aku kenapa Madd??”,
“Emangnya kalau aku panitia kenapa?” lanjutnya lagi.
“Ya tentu saja. Aku pasti sangat
takut. Pasti aku tidak akan berhasil audisi saja. Sedangkan panitia
penyelenggaranya saja sudah sangat mengenal musik, punya suara yang ‘POWERFULL’
lagi. Pasti juri-jurinya adalah penyanyi yang handal” Seru Maddi, nada suaranya
meninggi.
Christ tertawa kecil sambil mencubit
pipi Maddi, “Tenang saja, mereka memperhatikan bakat yang terpendam”
“Argghh... sakit Christ.” Kata Maddi
sambil mengusap pipi kirinya yang baru saja dicubit oleh Christ.
Christ tersenyum kecil, “Yasudah ayo
kita mengemasi rumah, sebentar lagi Greyson kan akan datang” Ujar Christ dengan
nada menggoda.
Maddi mengangguk, “Hm..”
***
Grey dan Austin sudah sudah sampai dirumah Maddi sekitar
tiga puluh menit yang lalu. Tapi, mereka belum saja latihan.
“Grey.. sebenarnya kalian latihan atau gak sih??” Tanya
Austin yang sudah mulai bosan menunggu.
“Ya iyalah, mereka kan hanya pergi sebentar katanya,
mungkin saja membeli bahan makanan.” Jawab Greyson yang sambil memainkan games
di Laptopnya.
Tiba-tiba....
Terdengar
suara ketukan pintu, “Itu siapa??” tanya Grey.
Austin mengangkat bahu, “Panggil
saja Mia untuk membukakan pintu.” Seru Austin.
Ternyata Mia mendengar suara ketukan
itu, ia langsung berlari dari kamarnya menuju ruang tamu untuk membukakan
pintu, tanpa memperhatikan Grey dan Austin dia langsung membukakan pintu.
“Christ? Kau kenapa lama sekali?”
tanya Mia sambil memeluk Christ.
Christ masuk sambil membawa beberapa
kantongan belanja, saat berjalan memasuki rumah, dia terkejut melihat dua orang
pria duduk di atas sofa di ruang tamu.
Maddi yang baru masuk juga terkejut
melihat dua orang laki-laki itu. ‘Mereka sudah disini? Sejak kapan?’ batin
Maddi.
Greyson dan Austin bingung dengan
tingkah dua gadis yang berdiri di depan mereka. Terjadi keheningan selama lima
menit sampai akhirnya Austin berdehem.
“Huh? Kalian siapa?” tanya Christ
dengan cepat.
Greyson berdiri lalu tertawa, “You
don’t know ‘bout me Sist?”
Maddi menatap Greyson, lalu dia
membuka suara. “He is Greyson”
“Oh, I’m sorry. Kau tau aku sangat
gugup. Tidak pernah ada laki-laki yang berkunjung kerumah ini kecuali Matty.”
Jelas Christ, suaranya kedengaran parau.
Austin yang dari tadi tidak berhenti
menatap wajah Christ, ‘Cantik sekali’ batinnya.
“It’s okay Sist. Oh ya.. This is
Austin Mahone. Sepupu ku” Ujar Greyson sambil memperkenalkan Austin pada Christ
dan Maddi.
Austin berdiri, “Austin Mahone”
ucapnya sambil bersalaman dengan Maddi dan Christ.
“Maddi Jane” Maddi memperkenalkan
diri.
“Christina Grimmie” ujar Christ
memperkenalkan diri juga.
Saat bersalaman dengan Christina,
Austin merasa sangat mengenalnya, ‘Tapi siapa?’ Serunya dalam hati.
“Maaf membuat kalian menunggu.
Sebentar aku akan buatkan minuman” Ujar Christ kemudian menarik Mia dan Maddi
menuju dapur.
Di Dapur....
“Mia mereka
sudah lama?” tanya Maddi sambil mengeluarkan isi dari kantong belanjaan.
“Lumayan. Kak Greyson terlihat lebih
tampan ya sekarang.” Seru Mia sambil melirik Maddi.
Maddi mengangkat alisnya, Christ
tertawa. “Hahhaaaa... Mia! Benar dia tampan sekali sekarang.” Seru Christ juga,
“Hmmph... Kalian kenapa melihat ke
arah ku?” Tanya Maddi sambil meraba wajahnya yang mulai memanas.
“Nothing,” seru Mia, “Christ aku mau
makan. Kau beli sesuatu kan untuk ku?” lanjutnya lagi sambil berjalan mendekati
Christ.
“Of course. We bought some fried
rice.” “Maddi? Tolong kau ambil bungkusan nasi gorengnya!” seru Christ.
“Alright, here this.” Jawab Maddi
sambil memberikan sebuah bungkusan besar yang terasa panas.
“Okay. Sekarang kau suruh mereka kesini.
Supaya kita makan sama-sama. Sekarang sudah waktunya untuk makan malam.” Seru
Christ sambil mengambil beberapa peralatan makan. Dan menyusunnya di atas meja
makan.
“Mia saja.” Maddi tampaknya
ogah-ogahan.
“Madd! Mereka kan teman-teman mu”
seru Christ dengan nada menggoda.
Maddi akhirnya menuruti kata-kata Christ dan berjalan
meninggalkan meja makan.
Diruang Tamu...
“Hey... kita
makan dulu ya... sebagai ucapan maaf karena kalian jadi menunggu sangat lama.”
Seru Maddi.
Austin dan Grey melihat ke arah
Maddi bersamaan.
“Tidak usah. Merepotkan saja” Jawab
Greyson yang sepertinya menolak ajakan Maddi.
Austin berdiri lalu menginjak kaki
Greyson. “Bodoh” ucapnya ke arah Greyson.
Maddi tersenyum kecil. “Gak kok. Gak
merepotkan memang sudah sengaja kok tadi menyiapkan makanan untuk kalian.” “
Jadi ayo kita Makan malam aja dulu” lanjut Maddi lagi.
Greyson menatap ke arah Maddi,
“Baiklah kalau begitu” Greyson tersenyum ke arah Maddi.
Maddi tersenyum kecil, “Ya sudah
ayo!” ajak Maddi sambil berjalan ke arah dapur.
Kembali ke Christ...
Mejanya
sudah selesai ditata, dia duduk di ujung Meja makan tersebut. Dimana ayah Maddi
sering duduk bila sedang makan.
Mia duduk disamping Christ, “Christ?
Kau kan bisa masak nasi goreng. Kenapa harus beli sih?” tanya Mia yang melihat
ke arah Christ.
Christ tersenyum kecil, “Karena aku
tahu. Tak akan sempat jika harus memasak lagi”
Maddi, Greyson dan Austin akhirnya
tiba di dapur Maddi. Maddi duduk di dekat Mia.
Austin di depan Mia dan Grey di
depan Maddi.
Melihat semuanya sudah duduk rapi.
Christ akhirnya bicara “Selamat menikmati” serunya dengan senyuman yang sangat
ramah.
Mereka akhirnya makan, Maddi merasa
sangat canggung, karena sekarang di depannya tengah duduk Greyson yang sedang
menyantap nasi gorengnya. Maddi menyuapkan nasi kemulutnya pelan-pelan, dia
takut bila nanti dia tersedak jika harus terburu-buru. Kenapa ya? Tentu saja
ada Greyson didepannya sekarang.
Sementara Austin terus memperhatikan
Christ. Christ selalu memperhatikan Mia. Sampai ia lupa kalau sekarang acaranya
makan malam.
“Kenapa kau tidak makan??” tanya
Christ memecah keheningan, dia takut apa makanan itu tidak enak, padahal
menurutnya nasi goreng itu adalah nasi goreng paling enak setelah nasi goreng
buatannya. “Gak enak ya?” tanya nya lagi. Tapi kali ini nada suaranya terdengar
khawatir.
“Ahh?? Enggak kok. Ini enak
sekali.”Jawab Austin tersenyum dan mulai memakan makanan yang ada di depannya
itu.
“Baguslah. Kalau memang enak” sahut
Christ.
Greyson tahu kalau Austin
kelihatannya suka pada Christ, caranya memperhatikan Christ itu sangat berbeda.
‘ Jadi Austin suka sama Kak
Christ ya?’ gumamnya.
Akhirnya mereka selesai makan, Jam
dinding keluarga Jane sudah menunjukkan pukul 07.45 pm.
“Kalian kan harus latihan” Seru
Christ tiba-tiba.
“Ah.. iya kog jadi malah duduk aja”
Austin menambahi.
Maddi dan Greyson sampai lupa pada
hal itu. “Ini sudah terlalu malam” seru Grey.
Christ tersenyum kecil,” Kalian
menginap saja, disini ada kamar kosong kok. Besok pagi kalian bisa pulang. Lagipula
besokkan hari minggu” Kata Christ.
Maddi, Greyson dan Austin menatap
Christ.
“Yang benar saja mereka kan
laki-laki Christ”Ujar Maddi sambil mencubit lengan Christ.
“Iya itu benar” Austin berbicara
bersamaan.
Christ tertawa terbahak, “Memangnya
kenapa? Ada masalah dengan hal itu?” tanya Christ sambil melihat wajah Maddi,
Grey dan Austin.
‘Greyson tidur di rumah ku? Oh
tidak...’ Batin Maddi menggalau. ‘Tidak mungkin, Christ benar-benar sudah gila’
pikir Maddi.
To
Be Continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar