I Hope You Like it...
Ga janji bisa lanjutin, tapi...
Ya, ga janji deh bakal selesai tepat waktu... :* <3 <3
Sing A Sky Chapter 15
“Kenapa
tidak kau saja yang menghubunginya duluan?” Tanya Maddi sambil memakan mi
gorengnya.
Megan memandang Maddi sejenak
lalu menarik napas.
“Madd...!
kau tau kan kalau Conor itu orang yang sangat rajin belajar! Aku takut
mengganggunya.” Megan menjawab dengan wajah polos.
“HahahhhhhHaAHHHAAAAAAA......
EHMmm ckkckckck.” Maddi tiba-tiba tertawa sangat kencang, sampai pemilik kantin
itu keluar untuk memastikan apa yang terjadi. Sontak tangan Megan menutup mulut
Maddi.
“Madd...
pelan-pelan. Kau mau mempermalukan ku ya?.” Tanya Megan setengah berbisik pada
Maddi. Lalu melepaskan kedua telapak tangannya dari wajah Maddi.
“Maaf...”
Maddi berbicara sambil menahan tawanya yang akan meledak lagi, tapi dia
menahannya.
“Huhh!
Kau tidak membantu ku!”
“Megan?”
seru Maddi.
“Ya?”
jawab Megan sambil memperhatikan Maddi. Dia bingung kenapa wajah gadis itu
tiba-tiba menjadi serius sekali.
“Sebenarnya
kau gak perlu takut mengganggunya. Dia pasti akan senang jika tahu kau mau
menghubunginya duluan.”
“Mmm?”
Megan terlihat tidak mengerti.
“Gan..?
kau kangen kan sama dia?”. Megan menarik nafas, dia merasa malu jika harus
memberitahu Maddi, kalau dia memang merindukan Conor.
“Sudahlah
Madd, Aku mau masuk kelas dulu. Sebentar lagi pasti masuk.” Ujar Megan sambil
membayar makanan yang tadi dipesan olehnya dan Maddi.
Megan berjalan meninggalkan
Maddi, Maddi memandang sendu punggung Megan. Lalu berdiri untuk pergi ke
kelasnya.
***
“Madd....!”
terdengar suara seseorang memanggil Maddi. Maddi yang merasa dirinya dipanggil,
langsung menoleh ke asal suara tersebut.
“Conor?”
Seru Maddi heran, “Ada apa? Tumben menemui ku!” tanya Maddi. ‘Baru aja ketemu
Megan, sekarang udah ketemu sama pacarnya Megan, Aneh’ batin Maddi.
“Ya,
aku mau ngasih kamu ini.” Seru Conor sambil memberikan sebuah kertas kepada
Maddi.
“Apa
ini?” tanya Maddi sambil menerima kertas tersebut, kemudian membacanya sejenak.
“Brosur
Sing Competition yang dari Sinathrya Campus itu.” Jelas Conor. Maddi
mengangguk-angguk tak jelas saat membaca brosur tersebut.
“Hah??
Besok??” teriak Maddi keheranan, matanya tiba-tiba terbelalak. Conor tersenyum
kecil.
“Ya
besok! Berjuanglah Madd!” seru Conor sambil tersenyum manis.
“Jadi
besok kita tidak sekolah? Aduh, kalau harus tidak sekolah, aku mengundurkan
diri saja!”
“Hahaha..
tidak perlu Madd, aku sudah membicarakan ini dengan pihak sekolah, dan kita
diijinkan untuk tidak masuk sekolah besok.” Ujar Conor,
“Drrtt...
drrrttt....” Maddi merasakan getaran pada kantong rok sekolahnya, dia segera
meraba kantongnya lalu mengeluarkan I-phonenya.
“Thanks
Conor.!” Seru Maddi.
“Yeah.”
Conor pun berjalan meninggalkan Maddi, mungkin dia menuju kantin.
Maddi membuka I-phonennya,
kemudian terpampanglah di layar Hp Maddi
One Message Received
From : Christ Grimmie
Madd! I hope you back home soon.
“Tch..
membosankan sekali, mau latihan lagi ya??” seru Maddi, dia masih memainkan
I-phonenya sambil berjalan.
Karena keasyikan dengan Hpnya,
Maddi yang sedang berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah. Tiba-tiba dia
menabrak seseorang.
Hingga akhirnya 2 buah I-phone
yang berlainan warna terjatuh ke lantai.
Maddi yang panik segera mengambil
kedua I-phone itu, dia mengambil miliknya, dan saat hendak mengembalikan
I-phone yang satu lagi ke pemiliknya dia tersentak saat melihat wallpaper
I-phone itu adalah gambar dirinya.
Perlahan
tapi pasti, Maddi mulai mengangkat kepalanya, dia benar-benar ingin tahu siapa
pemilik I-phone yang ber-Wallpaperkan wajahnya itu.
“Grey??”
seru Maddi tidak percaya. Ternyata pria yang tadi menabrak Maddi Jane itu
adalah seorang Greyson Chance.
Greyson yang sedang menundukkan
kepala, akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Maddi.
“Ya
Madd, maaf menabrak mu!”ucap Greyson meminta maaf. Maddi yang masih tidak
percaya akan apa yang dilihatnya tadi, terlihat memasang ekspresi heran.
“Kenapa
Wallpaper Hp mu adalah foto ku?” Maddi bertanya. Greyson tersentak.
“Itu...
huhh...” Greyson terlalu gugup, dia tak sanggup menjawab pertanyaan Maddi.
Melihat keanehan sikap yang terjadi pada Grey, Maddi semakin bingung.
“Grey?
Kenapa?” Maddi semakin penasaran, dia jadi berpikir yang aneh-aneh. Seperti
‘Apa Greyson masih menyukainya?’ atau ‘Ada hal lain lagi.’
“Maaf
Madd, I need my Phone now..” Suara Greyson terdengar bergetar. Maddi masih
terlihat bingung, tapi meskipun bingung, dia tetap mengembalikan Hand-phone
Greyson yang sedang dipegangnya.
Setelah menerima Hand-phonenya
kembali, Greyson segera pergi meninggalkan Maddi yang sedang bingung.
Greyson POV
“Bodoh...
Bodoh...” Aku mengumpat kesal, menyebuti diriku sendiri bodoh.
‘Kenapa juga tadi aku harus
bertemu dengan Maddi? Sekarang...’ Batin ku diiringin dengan helaan napas.
‘Ini adalah akhir dari dunia
ku...’
“BODOH
KAU GREY!” Seru ku dengan suara yang sangat kuat. Aku menyusuri seluruh koridor
sekolah, aku berniat untuk pergi ke danau, tempat yang paling ku sukai jika aku
sedang menyesali sesuatu.
Aku tak mengerti mengapa aku
harus menyesali kejadian tadi, aturannya aku bahagia, sekarang Maddi sudah tahu
kalau aku masih mengharapkannya.
Tapi itulah pikiran terbodoh ku,
bagaimana jika Maddi menganggapnya sebuah becandaan yang tidak lucu? Lalu dia
akan semakin membenci ku.
“HAHHH!!!”
Aku berteriak sangat kuat lagi, untuk menghilangkan rasa penat ku, hendak
melampiaskan kebodohan ku kepada udara dan segala benda yang ada di sekitar
danau ini.
***
Maddi
masih memainkan I-phonenya, tanpa memerhatikan sekeliling lagi, dia berjalan
menuju area kelas XI Chemistry 2. Dia mungkin ingin menemui sahabat lamanya
yang sudah jarang ditemuinya itu. Siapa lagi kalau bukan Chanel Loran, ya si
jago kimia yang pernah bikin Maddi kesal karena, di kira mikirin Josh Golden.
Maddi
berdiri di depan pintu kelas Chanel, mata Maddi melihat kedalam ruangan Chanel.
Dilihatnya Chanel sedang sibuk dengan buku paket Kimianya. Maddi pun akhirnya
berjalan menuju meja Chanel.
“Hushh,
sudah dulu belajarnya Nel!” kata Maddi mengejutkan Chanel yang sedang asyik
mengerjakan soal.
Chanel merasa terkejut sehingga
pulpen yang tadi digunakannya untuk mengerjakan soal terlempar.
“Madd!
Kau mengejutkan ku!” Chanel mengumpat kesal sambil mengedarkan pandangannya ke
arah lantai., “Pulpen ku tadi mana ya?” lanjutnya lagi.
“Hahahaa...
sudahlah Chanel! Aku bisa membelikan mu yang baru kok.” Ucap Maddi sambil
tertawa kecil.
“Kau
tidak perlu membelikan yang baru. Cukup temukan saja!” Chanel masih saja sibuk
mencari pulpennya, dan ternyata terletak di bawah kursi tempat dirinya duduk.
“Akhirnya ketemu!” Lanjutnya lagi, tapi kali ini dia tampak tersenyum. Kemudian
memandang ke arah Maddi.
“Ada
apa Maddi Jane?tumben sekali kau mau datang ke kelas Kimia ku ini?” Tanya
Chanel.
“Memangnya
aku tidak boleh datang ya Nel?” tanya Maddi sambil duduk di kursi dekat Chanel
duduk.
“Ya
boleh, tapi tumben saja gitu...”
“Ya..”
“Jadi
ada apa?” tanya Chanel buru-buru.
“Aku
mau cerita sama kamu!” Ujar Maddi jujur.
“Tentang
apa?” tanya Chanel buru-buru.
“Greyson
Michael Chance.” Sahut Maddi, dengan wajah yang di tekuk.
***
“Hahh..
Madd? Wallpaper I-phone Greyson itu foto kamu?” tanya Chanel sedikit heran.
Maddi mengangguk pelan.
“Ya..
makanya aku bingung. Aku selalu bertanya-tanya apa dia masih menyukai ku? Aku
jadi berpikir kalau aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan Grey. Aku
takut itu hanya hayalan belaka.” Maddi menjawab dengan pelan. Hal ini sangat
mengganggu pikirannya. Disatu sisi, dia sangat bahagia karena, wallpaper Hp
Greyson adalah gambar dirinya. Disisi lainnya, dia takut, dia takut karena,
harapannya ingin kembali bersama Greyson akan muncul kembali.
Dan bila dia tidak bisa
mewujudkan harapannya itu, Betapa menderitanya nanti dirinya.
Chanel
mengangguk mengerti, tangannya mengelus-elus pundak Maddi. “Madd! Perjuangkan
saja! Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak mencobanya kan.” Seru
Chanel berusaha menguatkan Maddi.
“Aku
akan berusaha Nel.” Seru Maddi sambil berdiri. “Sekarang aku kembali ke kelas
dulu ya...” Lanjutnya sambil tersenyum.
“Ya..”
Chanel membalas senyuman Maddi, Maddi pun akhirnya berjalan keluar kelas.
***
Hari
ini adalah hari pembagian Rapor. Ya Maddi dan semua angkatannya tahun ini akan
naik kelas ke kelas XII. Tampak Maddi sangat bahagia. Pengumuman rangking pun
dilaksanakan. Conor Maynard adalah juara satu umum tahun ini, dia berhasil
mengalahkan semua orang yang memilih jurusan IPA. Jarang sekali juara umum
dapat diraih oleh siswa dari kelas fisika. Mengingat pelajaran Fisika adalah
pelajaran paling sulit dari semua bidang IPA.
Maddi menempati posisi kedua,
semester lalu Maddi menempati posisi pertama. Tentu saja, semester lalu dia
masih di kelas Biologi. Pelajaran Fisika yang dipelajarinya belum se-kompleks
pelajaran Fisika yang diajarkan di kelas Physics.
Dan semester ini tiga juara umum
diraih oleh kelas XI Physics 1, diposisi ketiga ada Greyson Chance. Haha...
tentu saja, Greyson kan sangat aktif. Meskipun cuek kepada semua teman-teman
namun, untuk guru-guru yang mengajar tidak pernah dicueki.
‘Apa
kabar dengan hubungan Maddi Jane dengan Greyson Chance?’. Mereka sudah sangat
akrab. Bahkan lebih akrab dari pada Megan dan Conor yang sudah berpacaran.
Mengingat Maddi dan Greyson semakin dekat karena, sering latihan bersama untuk
Sing-Competition.
“Congrats
Conor!” Maddi menyalam tangan Conor sambil tersenyum. Conor pun membalas
senyuman Maddi. Greyson yang berdiri di belakang Maddi pun menyalami Conor.
“Congratulation
bro! Aku gak akan kalah sama kamu Conor!” seru Greyson di temani tawa
renyahnya.
“Hahhahhh”
Conor tertawa kecil, “Kalian berdua juga Congrats ya! Berhasil ngambil juara
juga!” seru Conor sambil menyalami Maddi dan Greyson.
“Udah
ketemu Megan?” tanya Maddi menggoda.Conor tersenyum malu.
“Madd!
Jangan menggoda ku seperti itu”
“Temuin
tuh Conor! Pasti dia sedih, karena kamu gak langsung nemuin dia.” Ucap Greyson
sambil menyikut bahu Conor.
“Hn,
Iya deh! See ya!” ucap Conor sambil berjalan menjauhi Maddi dan Greyson.
“See
Ya!” ucap Maddi dan Greyson bersamaan, lalu tertawa.
“Madd?”
Greyson berujar pelan. Maddi menoleh ke arah Greyson.
“Ya
Grey? Ada apa?” tanya Maddi penasaran, dia masih sibuk dengan Rapornya.
“Kapan
Kompetisi nyanyinya dilanjutin?” tanya Greyson.
“Mmm,
gatau pastinya tapi, kata Christ minggu depan.” Jawab Maddi santai.
“Oh..
trus kita nyanyi apa dong?”
“Ahh??
Aduh aku juga bingung Grey! Tapi aku sempat berpikir untuk nyanyiin...” jeda
“Sunshine and City light” lanjut Maddi.
“Hah?Madd?
itu kan”, belum sempat melanjutkan perkataannya Maddi sudah berbicara.
“Iya!
Lagu mu! Kenapa? Ada masalah?” tanya Maddi.
“Hnn
Tidak!” jeda “Tapi... ahh tidak ada” Greyson tidak jadi mengungkapkan isi
pikirannya.
“Ahh?”
Maddi bingung. “Grey! Ayo jalan-jalan! Kau kan janji akan membayari ku jika aku
mendapat peringkat tiga besar umum!”
“Hahh?
Kau masih mengingatnya Madd. Aku saja sudah lupa.”
“Ohh...
kau mau melupakan janji mu ya Grey? Hah... menyebalkan!” gerutu Maddi.
“Tidak,
tidak Madd. Aku akan membayari mu! Tenang saja!” seru Greyson mencoba menghibur
Maddi yang sedang kesal karena kelakuannya. Maddi tersenyum manis. Greyson
merasa ada yang tidak beres dengan jantungnya.
“Okay!
Ayo Grey!” seru Maddi sambil menggandeng lengan Greyson.
Mereka akhirnya pergi
berjalan-jalan keliling Chicagi Illinois dengan menaiki mobil Austin yang
dipinjam Grey.
Wait..,
waitt... Austin sama Christ mana??
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar